Santri Cendekia
Home » Mereka Tidak Akan Pernah Ridho (Al-Baqarah : 120 part 1)

Mereka Tidak Akan Pernah Ridho (Al-Baqarah : 120 part 1)

Bismillahirrahmanirrahim

Subhanaka la ‘ilmalana illa ma’allamtana, innaka antal ‘alimul hakim

 

 “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan Ridho kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Baqarah : 120)

 

Menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-azharnya, kata “lan” di dalam ayat itu berarti bahwa orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan pernah ridha terhadap agama islam untuk selama-lamanya, kecuali orang islam mau mengikuti millah mereka. Ayat ini bukanlah ayat yang mengajarkan kita untuk membenci orang-orang yahudi dan nasrani, melainkan agar kita menjalankan hidup dengan penuh kewaspadaan dan mata terbuka. Ayat ini adalah sebuah ayat tentang realita yang tidak akan pernah berubah hingga hari kiamat. Konten ayat ini juga sangat masuk akal apabila kita mau merenungi lebih dalam. Bagaimana mungkin orang yahudi dan nasrani akan ridha terhadap islam? Kitab suci Al-Qur’an saja, di awal-awal suratnya sudah banyak sekali menyampaikan “aib-aib” orang-orang yahudi dan nasrani. Bahkan dalam surat Al-Fatihah yang kita baca sebanyak 17 kali sehari minimal, berisi doa tentang sikap bara’ kita terhadap jalan yang ditempuh oleh orang-orang yahudi dan nasrani.

(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Al-Fatihah : 7)

Label “orang kafir” yang Al-Qur’an lekatkan pada mereka pun, senantiasa menjadikan kuping mereka panas dan tidak terima jika muslimin menyebut mereka dengan sebutan yang sama. Ya mau bagaimana lagi, kita hanya mengikuti Al-Qur’an, tidak kurang, tidak lebih. Lalu beberapa ayat yang menelanjangi kejahatan-kejahatan dan kezaliman-kezaliman yang diperbuat orang-orang yahudi di masa lalu,

Baca juga:  Bagaimana Menulis Tesis dan Disertasi Islamic Studies dengan Framework Ilmu Sosial Humaniora? (1)

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (Al-Baqarah : 61)

Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. (Al-Baqarah : 72)

Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dengan angan-angan dan mereka hanya menduga-duga. (Al-Baqarah :79)

Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Al-Baqarah :80)

Sedangkan beberapa ayat yang “menyerang” prinsip dasar agama nasrani.

Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (Al-Baqarah : 116)

Dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani”, ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan (Al-Maidah : 15)

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (At-Taubah : 54)

Dan beberapa ayat yang yang “menyerang” yahudi dan nasrani sekaligus,

Baca juga:  Tadabbur Ali Imran : 110-Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, Imun Sebuah Peradaban

Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,” padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (Al-Baqarah : 113

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”. (Al-Baqarah :111)

Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. (Al-Baqarah :135)

Lalu, kenapa hanya agama yahudi dan nasrani yang disebut? Itu akan dibahas pada part selanjutnya. Untuk part 1 ini, penulis ingin memantapkan paradigma pembaca agar makin meyakini dalam hati bahwa Al-Baqarah : 120 bukanlah ayat penebar kebencian. Lalu, bagaimana bila ada pertanyaan? “tapi tidak semua orang yahudi dan nasrani peduli terhadap urusan islam? Berarti ayatnya tidak mutlak benar?”. Ingat, Allah itu Maha Benar, maka jangan pernah berprasangka yang tidak-tidak kepada Allah. Ayat ini memang berlaku untuk mewakili kondisi mayoritas dan rata-rata dari orang-orang yahudi dan nasrani, bukan menjudge 100% kuantitas karakter orang yahudi dan nasrani.

Penulis juga merasa perlu untuk menulis tadabbur tentang ayat ini, karena penulis pernah mendapati seorang profesor muslim indonesia di Australia, yang memiliki banyak follower di dunia maya, menulis tafsiran tentang ayat ini yang tidak pada tempatnya. Maka semoga dengan beberapa argumen yang dijabarkan di atas, bisa membuatkan kita paham tentang tujuan ayat ini turun dan sampai kepada kita.

Baca juga:  Benarkah Aisyah R.A Mengingkari Mi'raj?

Allahu a’lam bishshawab

irfan fahmi

mencoba memahami makna dari surat-surat cinta yang Allah turunkan melalui Nabi dan Rasul-Nya

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar