Santri Cendekia
Home » Di Pos Masing-Masing (Ali Imran : 200 end part)

Di Pos Masing-Masing (Ali Imran : 200 end part)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

 

Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu). dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (Ali-Imran : 200)

 

 Di dalam tafsir ibnu katsir, mayoritas ulama mengartikan ribath sebagai sebuah aktivitas untuk berjaga jaga dan bersiap siaga di jalan Allah. Allah mendahulukan perintah bersabar sebelum perintah melakukan ribath karena ribath hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki kesabaran yang tinggi.

Adapun keutamaan dari ribath, Rasulullah menyampaikan dalam beberapa redaksi,
Barang siapa yg melakukan ribath (berjaga di perbatasan musuh) di jalan Allah satu malam lebih baik maka ia seperti mengerjakan puasa & shalat seribu malam. [HR. ibnumajah No.2756].

Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa & shalat malam sebulan penuh, jika dia meninggal maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yg pernah dia amalkan, mengalir pula rizkinya & terbebas dari fitnah. [HR Muslim No. 3537]

Maka dalam perjuangan ini, Allah memerintahkan kita untuk berjuang berjamaah selayaknya bangunan yang kokoh. Bangunan terdiri dari berbagai macam komponen, di mana setiap komponen memiliki fungsi dan keutamaan masing-masing yang tidak bisa digantikan oleh fungsi lainnya. Ribath kita perlukan untuk saling bersiaga di post masing-masing dan keluarkan segenap kemampuan untuk menuntaskan misi bersama.

Terkadang tidak perlu semua berjuang dan terjun di satu titik. Bagi ahli media, maka teruslah bersiap siaga untuk mengcounter setiap fitnah dari media kaki tangan iblis. Bagi yang ahli filsafat dan pemikiran islan, teruslah bersiap siaga untuk mengcounter setiap aliran dan pemikiran modern yang bertentangan dengan islam. Bagi penulis, teruslah bersiap siaga untuk menggiring opini dan kesadaran muslimin ke jalan yang benar. Bagi ormas nahi mungkar, teruslah bersiap siaga memerangi kemungkaran-kemungkaran yang hidup di tengah masyarakat. Jangan terpancing dan disetir keadaan sehingga kita lupa dan meninggalkan pos pos kita terlalu lama atau di saat saat yang kritis.

Baca juga:  Hukum Bayar Pajak dalam Islam

Semua wajib teguh berjuang di posnya. Walaupun di saat tertentu kita perlu sejenak meninggalkan pos dalam sikon tertentu. Lagi-lagi pasukan pemanah di uhud mengajarkan kita. Jangan karena ada yang terlihat menggiurkan di pos pos lain, kita tinggalkan pos kita. Karena belum tentu pos lain itu fit and suitable untuk kita. Yang belakang layar bosan dan ingin tampil di depan. Yang depan lelah dan ingin bersembunyi di belakang. Yang akademisi ingin hasil yang praktis seperti politisi. Yang politisi ingin kaya seperti pengusaha. Yang pengusaha lelah dengan hiruk pikuk dan ingin jadi dai.

Percayalah, setiap pos pasti sudah punya jagoannya masing-masing. Bertahanlah kita dan istiqomah. Dengan apa kita memaintain keistiqomahan kita?

Wattaqullah! La’allakum tuflihun

Dengan taqwa kita luruskan niat dan ikat tekad kita. Dengan taqwa kita selesaikan tugas kita dengan khusnul khotimah. InsyaAllah semoga kita jadi orang-orang yang beruntung

Allahu a’lam bishshawab

 

irfan fahmi

mencoba memahami makna dari surat-surat cinta yang Allah turunkan melalui Nabi dan Rasul-Nya

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar