Santri Cendekia
asmaul husna al-lathif
Home » Tadabbur Asmaul Husna : Al-Lathif (Yang Maha Halus)

Tadabbur Asmaul Husna : Al-Lathif (Yang Maha Halus)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

 

Al-Lathif, adalah sifat Allah yang berarti Maha Halus. Ke-Maha halusan Allah meliputi Perbuatan, Rencana, serta Pengetahuan-Nya. Al-lathif tidak disertai dengan kelemahan, namun disertai dengan kekuatan.

Contoh Allah Al-Lathif dalam perbuatannya misalnya, bagaimana Allah menguapkan air laut hingga menjadi awan, Allah tiupkan angin agar awan bergerak dan berkumpul di satu titik hingga akhirnya mencapai titik jenuh dan menjadi hujan. Hujan yang jatuh dan berkumpul di bumi akhirnya menjadi sungai dan kembali mengalir ke laut. Kita tidak pernah tahu hujan yang jatuh hari ini, hasil penguapan laut kapan dan di mana. Kita tidak khawatir laut akan habis karena menguap, karena Allah yang Maha Halus telah mendesain sirkulasi air di alam ini dengan penuh keseimbangan. Kita manusialah makhluk kasar yang sering merusak alam ini tanpa sepengetahuan kita. Kita sulit untuk membaca semua perbuatan Allah karena semua perbuatan-Nya terlalu halus bagi kita yang dho’if ini.

Selanjutnya, Bayangkan jika hujan yang turun tidak dalam bentuk butir-butir tapi langsung disiramkan Allah layaknya air terjun. Meskipun durasinya akan lebih singkat, tapi hujan tidak akan lagi menjadi rahmat bagi manusia, tapi menjadi musibah. Manusia-manusia bisa tewas, bangunan-bangunan hancur, pepohonan tercerabut dari akarnya. Namun dengan sifat ke-Maha Halusan-Nya, Allah menjadikan hujan itu tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi dan justru menghidupkan bumi yang telah mati.

Cahaya matahari, yang mengandung banyak zat-zat berbahaya bagi manusia seperti sinar UV misalnya, Allah filter dengan menggunakan atmosfer yang menutupi permukaan bumi sehingga cahaya matahari bisa dinikmati manusia dan seluruh makhluk hidup dengan nyaman, bahkan dapat dimanfaatkan manusia sebagai sumber listrik atau sumber energi lainnya.

Baca juga:  Tadabbur Asmaul Husna: Al-Mu'izzu (Maha Memuliakan) Al-Mudzillu (Maha Menghinakan)

Allah masukan oksigen ke dalam air sehingga ikan-ikan di laut maupun sungai mendapat pasokan oksigen dengan baik dan dapat hidup.

Allah juga Maha Lembut dengan rencana-Nya. Siapa sangka grand design masuknya Bani Israil ke dalam Mesir justru dimulai dengan dibuangnya seorang anak bernama Yusuf ke dalam sumur. Hingga takdirnya terus mengantarnya menjadi seorang Malik di Mesir dan mengajak keluarganya untuk tinggal bersama di Mesir hingga turun temurun. Siapa sangka jatuhnya Fir’aun justru dimulai dengan dibuangnya seorang anak bernama Musa ke dalam sungai nil, yang akhirnya dipungut oleh istrinya hingga justru Musa bahkan bisa tumbuh di dalam istana Fir’aun. Siapa sangka perjalanannya menjadi Nabi dan Rasul-Nya justru dimulai ketika ia melarikan diri setelah tanpa sengaja membunuh tentara kerajaan. Siapa sangka “dibuangnya” Isma’il oleh Ibrahim di lembah tandus yang berada di dekat ka’bah agar terbangunnya peradaban masyarakat di daerah itu. Dimana dari peradaban itu kelak akan muncul seorang Rasul terakhir yang menjadi pengabul doa Ibrahim ribuan tahun yang lalu, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Semua Allah atur begitu halus hingga kita tidak pernah tahu di mana ujung rencana Allah dari apa yang terjadi hari ini.

Allah juga Maha Lembut dengan Pengetahuan-Nya, itu mengapa Allah sandingkan sifat Al-Lathif-Nya dengan Sifat Al-Khobir pada surat Al-Mulk : 14 “Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Sesungguhnya Dia Maha Lembut lagi Maha Mengetahui”. Semua rencana ataupun perbuatan Allah yang halus. Berjalan dengan maksud dan ilmu-Nya. Allah pun tahu bisikan-bisikan yang paling halus sekalipun yang datang dari dalam hati manusia.

Berkaca pada kondisi faktual yang terjadi di tanah air saat ini. Rencana Allah pun berjalan halus dan cantik tanpa pernah disangka siapapun. Kita bersama tahu dan paham, memiliki seorang gubernur ibu kota yang notabenenya adalah non-muslim adalah sesuatu yang tidak pernah dinyana dan diharapkan oleh kita muslimin tanah air. Sekilas kita memandangnya sebagai suatu musibah yang sangat besar bagi muslimin di Indonesia. Namun siapa sangka, musibah ini adalah pangkal rencana besar Allah untuk membangkitkan muslimin di Indonesia. Muslimin kita, yang terkenal mudah terpecah belah oleh karena persoalan yang sepele, mulai menunujukan ukhuwah yang luar biasa akibat oleh seorang pejabat ibu kota yang dengan ngawurnya berbicara soal Surat Al-Maidah : 51.

Baca juga:  Al-Qur'an dan Para Penjaganya (Al-Hijr : 9)

Akibat kejadian ini pun, penduduk bumi Indonesia  ini bagai dibelah dua. Pihak-pihak yang tadinya tidak dikenali keberpihakannya, bahkan yang notabenenya dikenal sebagai ulama dan tokoh yang dihormati sekalipun, para artis, ulama socmed, cendekiawan dan intelektual tanah air, hingga pejabat sekalipun. Mendadak ikut terpeleset lidah hingga menunjukan reaksi keberpihakannya terhadap musuh-musuh islam dan akhirnya jadi bulanan hingga sorotan tajam mata muslimin yang berpihak kepada islam dan Ulama-ulamanya. Kejadian singkat di pulau seribu menjadi kisah panjang yang terus berlanjut hingga sekarang, dan semoga terus berlanjut hingga Allah menangkan islam di tanah air kita tercinta ini dengan rencana – rencana halus-Nya yang jitu, Allahu akbar!!

 

Allahu a’lam bishshawab

 

irfan fahmi

mencoba memahami makna dari surat-surat cinta yang Allah turunkan melalui Nabi dan Rasul-Nya

1 komentar

Tinggalkan komentar