Santri Cendekia
Home » Awal Ramadan 1441 dan Penyatuan Kalender Islam

Awal Ramadan 1441 dan Penyatuan Kalender Islam

Tahun ini di Belahan Dunia terjadi perbedaan dalam memulai awal Ramadan  1441 H. Sebagian besar menetapkan awal Ramadan 1441 jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020 dan Sabtu 25 April 2020. Harian “Al-Madinah” dan “Saudi Gazette” melaporkan bahwa Mahkamah Tinggi Saudi Arabia menetapkan tanggal 1 Ramadan 1441 jatuh hari Jum’at 24 April 2020. Hal ini dilakukan setelah menerima laporan beberapa saksi yang adil tentang penampakan hilal Ramadan pada hari Kamis malam setelah Magrib tanggal 23 April 2020 dan bersesuaian dengan Kalender Ummul Quro’ .

Keputusan Saudi Arabia ini diikuti negara-negara dikawasan Timur Tengah (kecuali Oman) dan belahan dunia lain, seperti ISNA, Austria, Australia, dan Inggris. Harian “Times of Oman” melaporkan bahwa permulaan Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020 karena tim pemburu hilal tidak berhasil melihat hilal pada hari Kamis malam. Komunitas muslim di Inggris sebagian besar dalam menentukan awal Ramadan merujuk Kalender Ummul Quro’ setelah beberapa tahun “perang hilal”. Peristiwa ini akhirnya menginspirasi lahirnya “Islamic Cresents’ Observation United Kingdom (ICOUK) untuk mewujudkan kesatuan dalam memulai dan mengakhiri Ramadan.

ICOUK dikoordinir oleh Qamar Uddin yang terus melakukan edukasi kepada masyarakat luas dan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri. Selanjutnya  komunitas muslim di Australia menetapkan awal Ramadan 1441 jatuh hari Jum’at 24 April 2020 berdasarkan keputusan ANIC sebagaimana Memo No. 101/CIDE-NSW/Ext/II/20 yang dikeluarkan oleh Center for Islamic Dakwah & Education Cide NSW-Australia tertanggal 20 April 2020.

Menurut laman Islamic Crescents’ Observation Project (ICOP) menyebutkan terdapat 19 (Sembilan belas) negara yang memulai Ramadan 1441 H pada hari Jum’at 24 April 2020 dan ada 8 (delapan) negara yang memulai awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020. Data ini berbeda dengan yang dikeluarkan Moonsighting yang dikelola oleh Khalid Syawkat menyebutkan terdapat 66 (enam puluh enam) negara yang memulai Ramadan 1441 H pada hari Jum’at 24 April 2020 dan ada 20 (dua puluh) negara yang memulai awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020.

Adapun negara yang memulai  Ramadan 1441 H pada hari Jum’at 24 April 2020 dan Sabtu 25 April 2020 versi moonsighting antara lain Afghanistan, Belgia, Hungaria, Jordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Al-Jazair, Iraq, Kuwait, Saudi Arabia, Yaman, Indonesia, Turki, Tunisia, Syiria, Palestina, Qatar, Libanon, Libiya, Malaysia, Mesir, dan Nigeria, sedangkan yang mentapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020 yaitu Brazil, Ghana, India, Sudan, Maroko, Iran, Pakistan, Brunei Darussalam, Afrika Selatan, Srilangka, dan Oman.

Baca juga:  Pelopor Observatorium di Indonesia

Berdasarkan data di atas ada hal yang menarik. Kawasan Timur Tengah mayoritas menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020, kecuali Oman yang menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020. Hal ini sama yang terjadi di Kawasan ASEAN, khususnya anggota MABIMS (Menteri Agama-Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore) mayoritas (Indonesia, Malaysia, dan Singapore) menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020, kecuali Brunei Darussalam yang menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020.

Perbedaan ini terjadi dikarenakan penggunaan kriteria visibilitas hilal MABIMS (2,3,8) belum seragam.Singapore dan Malaysia mengimplementasikannya dalam sistem kalender Islam secara “kaffah”. Sementara itu Indonesia dan Brunei Darussalam harus menunggu hasil observasi di Lapangan. Hanya saja tahun ini dan tahun yang lalu (1440/2019) di Indonesia hilal dapat terlihat, sedangkan di Brunei Darussalam tidak terlihat. Inilah yang menyebabkan perbedaan sesama pengguna rukyat.

Di Indonesia sesuai hasil keputusan sidang isbat yang dipimpin Menteri Agama RI bapak Fachrul Razi menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020. Keputusan ini berdasarkan data hasil hisab dan laporan keberhasilan melihat hilal di berbagai lokasi pengamatan sebagaimana yang tertuang dalam KMA No. 400 Tahun 2020 tertanggal 23 April 2020 yang menyebutkan pada tanggal 23 April 2020/29 Syakban 1441 saat Matahari terbenam posisi hilal di Seluruh Wilayah Indonesia sudah di atas ufuk berkisar 2 41’ (2 derajat 41 menit) sampai dengan 3 44’ (3 derajat 44 menit) dan laporan  keberhasil melihat hilal oleh K.H. Inwanuddin (anggota Lembaga Falakiah Nahdlatul Ulama Gresik Jawa Timur), K.H. Ach. Asyhar (Pondok Pesantren Al-Fath Surabaya Jawa Timur), Shofiul Muhibbin (Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur), dan K.H. Moch. Tuhri (Bojonegoro Jawa Timur).

Baca juga:  Arah Angin dan Posisi Geografis Ka'bah

Hasil sidang isbat tersebut sama dengan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/1.0/E/2020 tertanggal 1 Rajab 1441/ 25 Februari 2020 yang menetapkan awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at 24 April 2020. Keputusan ini juga diikuti Nahdlatul Ulama yang tertuang dalam ikhbar No. 3959/B.II.07/04/2020 tertanggal 29 Syakban 1441/ 23 April 2020. Begitu pula PERSIS merubah Almanak Islam 1441 yang semula tertera awal Ramadan 1441 H jatuh pada hari Sabtu 25 April 2020 diubah menjadi hari Jum’at 24 April 2020 sehingga awal Ramadan 1441 dapat dilaksanakan secara serempak.

Memperhatikan kasus yang terjadi dalam memulai awal Ramadan 1441 di belahan dunia menyadarkan umat Islam sedunia berpikir secara mendalam akan pentingnya kehadiran kalender Islam global demi kesatuan umat untuk mengakhiri perdebatan seputar hisab rukyat dan bisa terwujudnya kesamaan jatuhnya hari Arafah (wukuf) secara serempak dengan konsep “satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia”.

Susiknan Azhari

Ketua Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Guru Besar Ilmu Astronomi Islam-Hukum Islam pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar