Santri Cendekia
Home » Cinta Ramadhan 07: Bahagianya Orang Puasa

Cinta Ramadhan 07: Bahagianya Orang Puasa

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

 

Dan Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah dan Waki’ dari Al A’masy Dan Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A’masy -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al Asyajj -lafazh juga miliknya- Telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepada kami Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah ‘azza wajalla berfirman; ‘Selain puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.’ Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka, dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi.”

 

Baca juga:  Apakah Ilmu Maanil Hadis sama dengan Hermeneutika? (Bagian I)

Hadis ini berstatus Shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahihnya nomor 1945.

 

Ada beberapa pesan tersurat dari hadis ini adalah (i) adanya informasi pahala yang dilipatgandakan. Satu kebaikkan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. (ii) Allah menegaskan bahwa puasa adalah untuk-Nya, dan Allah SWT sendiri yang akan memberikan pahalanya. (iii) Ada 2 kebahagiaan yang Allah janjikan bagi orang yang berpuasa, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan-Nya.

 

Dalam beberapa riwayat, Nabi SAW memerintahkan agar mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka. Ibadah shaum dari terbit fajar sampei maghrib tentu menjadi ujian bagi hamba yang beriman. Lapar, haus, syahwat dan segala sesuatu yang dapat membatalkan shaum mestilah ditahan. Tidak lama, hanya dari terbit fajar sampai maghrib.

 

Meski demikian, tetap saja godaan syetan masih mengganggu. Walaupun dibelenggu kroni dan prajurit setan tetap berkeliaran. Ditambah lagi, manusia yang berstatus setan ikut menggoda para shoimin dan shoimat.

 

Namun Allah Maha Tahu dan Maha Mengerti. Maka bagi yang berpuasa diberi ganjaran tiada terkira; diampuni dosa yang telah lalu, dilipat gandakan setiap kebaikkan, dan dijanjikan dua kebahagiaan.

 

Kebahagiaan berbuka bisa dinikmati siapa saja. Baik yang puasanya serius ataupun yang masih tahap belajar. Semua berbahagia saat adzan maghrib dikumandangkan.

 

Sebagian melaksanakan ritual “ngabuburit” untuk mempercepat datangnya magrib. Sebagian yang lain sibuk mengepulkan dapur mempersiapkan menu berbuka. Dan sebagian lainnya, bertawakkal kepada Allah sembari terus tilawah dan berdoa. Semua berbahagia. Semua bergembira.

 

Namun, ada satu kebahagian yang dijanjikan Allah. Nampaknya tidak semua orang yang puasa mendapatkan kebahagian yang satu ini; bertemu dengan Allah. Ibarat tiket, tiket meeting dengan Allah ini merupakan Golden Ticket yang tidak sembarang orang dapet. Tentu, hanya orang-orang yang menjalani shaum dengan penuh amalan kebajikan. Siangnya dia berpuasa, malamnya bermunajat memohon ampunan. Menghidupkan Ramadhan dengan aktivitas ibadah.

Baca juga:  Benarkah Syaikhul Islam Sirajuddin Al-Bulqini Membolehkan Tahniah Atas Hari Raya Keagamaaan Non-Muslim?

 

Kebahagian inilah yang mestinya dikejar. Nikmat apalagi yang lebih besar dari bertemu Allah SWT. Rabb yang selama ini diibadahi. Sujud kepada-Nya sepanjang hari. Syukur dan pujian terucap untuk-Nya sepanjang waktu.

 

Sekali lagi, nikmat apalagi yang melebihi pertemuan dengan Allah SWT. Diantara GoldenTicket yang disiapkan adalah Lishoim (khusus orang yang berpuasa) dengan penuh keimanan dan mengharap ridha Allah.

 

“Allahumma ainna ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika, Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anna, taqobbal minna shiyamana ya kariim”

 

Wallahu A’lam.

Cecep Supriadi

Pembangun Komunitas Halal Mart HPAI: Penyedia dan Pemasar Produk Halal Berkualitas

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar