Santri Cendekia
Home » Cinta Ramadhan 15: I’tikaf Yuk…

Cinta Ramadhan 15: I’tikaf Yuk…

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ أَنَّ نَافِعًا أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ

 

Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin ‘Abdullah berkata, telah menceritakan kepada saya Ibnu Wahab dari Yunus bahwa Nafi’ mengabarkannya dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliallahu ‘anhua berkata: ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan”.

 

Hadis ini dinarasikan Imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab I’tikaf nomor 1885.

 

I’tikaf bermakna berdiam diri dan menetap. Dalam Islam, i’tikaf menjadi syariat yang sangat dianjurkan. Terutama pada sepuluh hari akhir Ramadhan. Selain berburu Lailatul Qadr, i’tikaf menjadi bagian tak terpisahkan.

 

Pesan yang dapat disarikan dari hadis di atas; (i) I’tikaf adalah sunnah, (ii) Beri’tikaf pada sepuluh hari akhir, baik siang maupun malam.

 

Pada dasarnya, beri’tikaf dapat dilakukan kapanpun. Tidak terikat waktu. Namun, i’tikaf pada sepuluh akhir Ramadhan sangat dianjurkan.

 

I’tikaf dapat dilaksanakan siang dan malam. Khusus malam hari, Nabi saw mencontohkan agar lebih totalitas lagi. Bahkan, dianjurkan untuk mengajak serta keluarga beri’tikaf bersama.

 

Ada dimensi menarik dari i’tikaf. Nabi SAW mampu duduk dalam waktu cukup panjang untuk berdzikir memohon ampunan. Sementara manusia modern, duduk sebentar saja sudah kesemutan, pegel-pegel, badan kaku, atau mungkin bisa kram.

 

Duduk bersila dgn jangka waktu lama menunjukan kualitas prima kesehatan seseorang. Aliran darah berjalan dengan baik. Kualitas darah bersih, minim kotoran. Yang mudah kesemutan itu biasanya karena penyumbatan pembuluh darah, akibat kotoran, atau sisa gorengan menu berbuka.

Baca juga:  Memahami Hadis 'Sabar atas Pemimpin Zalim'

 

Kekhusyuan i’tikaf dapat dipengaruhi kualitas aliran darah. Otak harus terisi dengan darah segar. Semua organ harus tercukupi nutrisi dan hak lainnya. Dan tercukupinya nutrisi tubuh, ditentukan kualitas makanan bersahur ataupun berbuka. Nampaknya hikmah anjuran Nabi SAW itu bersahur dan berbuka dengan kurma diantaranya agar menggiatkan ibadah.

 

Ramadhan dalam seminggu siap untuk pergi. Kebahagiaan ketika hadir, kesedihan ketika berpisah. Bulan mulia, bulan ampunan, bulan yang penuh tumpahan air mata taubat. Maka, sudah sepatutnya, di akhir perjalanan Ramadhan ini semakin giat ibadah, tilawah, sedekah, dan berbagai aktifitas kebaikkan.

 

Semoga pada akhirnya nanti, kita dimasukkan kedalam golongan orang-orang bertaqwa. Bersama para Nabi, para wali, para syuhada, para shalihin. Dan dipertemukan dengan jungjungan Mulia, Sayyiduna Muhammad Saw.

“Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad”.

 

Wallahu A’lam

Cecep Supriadi

Pembangun Komunitas Halal Mart HPAI: Penyedia dan Pemasar Produk Halal Berkualitas

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar