Santri Cendekia
Home » Demi Persahabatan yang Abadi (Az-zukhruf : 67)

Demi Persahabatan yang Abadi (Az-zukhruf : 67)

Bismillahirrahmanirrahim

Subhanaka la ‘ilmalana illa ma’allamtana, innaka antal ‘alimul hakim

 

 “Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zukhruf : 67)

 

Kita semua pasti pernah dan punya sahabat-sahabat terbaik dalam hidup kita. Orang-orang yang pernah susah dan senang untuk berjuang bersama kita. Orang-orang yang dengan mereka kita saling bertukar mimpi dan cita-cita, dan mereka selalu percaya serta mendengarkan semua mimpi kita meski terdengar sangat mustahil sekalipun. Orang-orang yang dengan mereka kita bisa bercerita hingga larut malam sambil mengorek isi hati dan pikiran kita yang terdalam. Orang-orang yang selalu menerima kita apa adanya, sekalipun tidak jarang kita menyakiti mereka dengan perkataan dan tingkah laku kita. Orang-orang yang selalu menepuk pundak dan bertanya “ada apa?” disaat kita harus terdiam karena bingung memendam rasa dan masalah yang terjadi dalam hidup kita. Orang-orang yang mungkin pernah harus makan 1 porsi berdua dengan kita, karena saat itu keadaan sedang membatasi kita. Orang-orang yang selalu berdiri tegap di sisi kita ketika dunia terasa menjauh dan membiarkan kita sendiri. Orang-orang yang selalu berhasil melihat kelebihan kita di saat kita merasa menjadi orang yang paling tidak berguna. Orang-orang yang tidak pernah segan berselisih dengan kita ketika kita salah dan keras kepala. Orang-orang yang terlalu mudah melupakan kesalahan kita meskipun kita terlalu mudah berbuat salah terhadap mereka. Orang-orang yang telah terukir dalam pada bingkai kenangan indah kita. Orang-orang yang berhasil membuat setiap jengkal tempat yang mereka lalui bersama kita, menjadi tempat yang mampu membuat hati rindu setengah mati. Orang-orang yang menyelamatkan kita dari kesepian dan kesendirian di dunia ini.

Baca juga:  Kontemplasi (Al-Ahqaf 15 Part 2)

Tentu tidak sedikit hal yang ingin kita berikan kepada mereka. Tentu tidak ingin kita hubungan persahabatan kita denga mereka harus berakhir. Maka Allah Yang Maha Rahman telah menyiapkan sebuah peringatan nyata bagi setiap manusia yang ingin persahabatannya “Abadi”. Akan ada suatu masa di mana, setiap persahabatan yang indah justru berubah menjadi permusuhan dan  keinginan untuk saling menjebloskan ke dalam neraka. Itulah persahabatan indah nan semu yang terbangun tidak dalam rangka kemanfaatan dan ketaatan di jalan Allah. Penulis pernah menyaksikan serial movies yang terinspirasi kisah nyata, “Band of Brothers”. Di mana kisah ini menceritakan tentang perjuangan dan persahabatan yang terjalin di antara sekumpulan remaja yang menjadi relawan tentara US dalam perang dunia ke 2. Tentu banyak kisah heroik dan persahabatan yang menyentuh di dalam kisah tersebut. Hingga para veteran perang tersebut yang menjadi narasumber kisah ini pun tidak mampu membendung air matanya ketika mereka mengingat teman-teman mereka yang telah mendahului mereka. Namun, tanpa mengurangi segala hormat dan tidak bermaksud menghakimi, maka kita tahu mereka mati dalam perang yang entah untuk apa dan untuk siapa, mereka berkawan-berkawan erat dan dalam bukan dalam sebuah perjuangan di jalan Allah. Tanpa harus penulis jelaskan, menurut islam, dimana mereka ditempatkan setelah mati pun kita tahu ada di mana. Sungguh kisah yang begitu tragis dan tidak patut menjadi kisah bagi kita dan sahabat-sahabat kita.

Tulisan ini bukan untuk menghakimi dan mengajak pembaca untuk menghakimi. Tulisan ini hanya ingin agar menjadi peringatan dan inspirasi bagi pembaca untuk merenungi lagi, sudahkah persahabatan indah kita yang terjalin dalam hidup kita ini berada di jalan Allah? Atau jangan-jangan persahabatan yang kita anggap indah selama ini hanya persahabatan yang menghabiskan waktu dalam kesia-siaan yang membuat kita terlupa pada batas usia kita? Persahabatan yang kita anggap indah selama ini hanyalah persahabatan yang justru saling menjauhkan diri dari Allah ‘azza wa jalla? Persahabatan yang kita anggap indah selama ini hanyalah komunitas yang senantiasa meracuni kemurnian aqidah kita? Persahabatan yang kita anggap indah selama ini hanyalah persahabatan yang justru banyak menzalimi orang-orang di sekitar kita? Dengan persahabatan yang seperti itu, kita dan sahabat-sahabat kita di dunia ini hanya akan saling berhadapan di Hari Pengadilan dan saling menyalahkan dan menuding, “Ya Allah, aku durhaka kepada-Mu karena dia!”, sahabat kita pun menjawab hal yang sama hingga akhirnya, setelah puas kita bermusuh-musuhan, Allah masukan kita dan sahabat kita ke dalam neraka, Na’udzubillahi min dzalik!!

Sudahlah, Allah sudah mendeklarasikan diri sebagai Raja Yang Menguasi Hari Akhir “Raja Hari Kiamat” (Al-Fatihah : 4). Maka hanya dengan aturan-Nya kita bisa menjalani fase di hari itu dengan selamat. Persahabatan yang bisa selamat dan abadi hingga hari itu hanyalah persahabatan yang dijalani dengan ketaqwaan dan “Saling berwasiat dalam kebenaran, dan saling berwasiat dalam kesabaran” (Al-Ashr : 3). Sekarang, bayangkan dengan jelas wajah sahabat-sahabat terbaik kita, ucapkan doa yang dalam dan penuh harap kepada Allah bahwa kita ingin terus bersama mereka hingga hari akhir dan menjadi sahabat yang abadi. Semua belum terlambat, aku, kamu, mereka, kita, masih bisa untuk menjadi sahabat yang abadi selamanya, Allahu Akbar!!

Baca juga:  Tinggalkan Dzikir hingga Berbuat Melampaui Batas (Al-Kahfi 28 Final Part)

Allahu a’lam bishshawab

 

 

 

 

 

 

 

 

 

irfan fahmi

mencoba memahami makna dari surat-surat cinta yang Allah turunkan melalui Nabi dan Rasul-Nya

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar