Srengenge Nyunar Kanthi Mulyo
Angine midit klawan reno
Manuke ngoceh ana ing wit-witan
Kewane nyenggut ana ing pasuketan
Kabeh pada muji Allah kang mulyo
Kabeh pada muji Allah kang mulyo
Dukuh D, sebut saja begitu nama tempatnya. Awalnya masyarakat di dukuh tersebut adalah muslim tradisional, dengan tradisi yasinan, barzanji, manaqiban dan sebagainya. Meskipun banyak warga desa yang belum sholat, tapi bila acara komunal itu digelar, semua orang menghadirinya. Dakwah di daerah tersebut belum terlalu lama, sebab sebelumnya masyarakat di daerah tersebut adalah kaum abangan yang secara politik berafiliasi ke PKI, bahkan termasuk basis pendukung PKI. Mulai tahun 1970 ana, secara pelan tapi pasti, melalui perkumpulan yasinan dakwah mulai berkembang. Surah Yasin bagi masyarakat Jawa memang mempunyai posisi tersendiri, sebab pada surat inilah relasi santri abangan, sekuat apapun afiliasi politik memisahkan mereka, pada saat upacara kematian dan setelah kematian, surat Yasin ini tetap menjadi jembatan penghubung sesama orang Jawa. Seperti yang dikemukakan oleh CC Berg dan Nakamura :
Jamaah yasinan, yang dilengkapi dengan tahlilan itupun mulai dilengkapi dengan kegiatan pembacaan barzanji dan manaqiban. Akhirnya mushola dan masjid pun mulai didirikan. Banyak warga yang akhirnya belajar sholat dan mengaji. Aktifitas mushola dan masjid mulai hidup, karena separoh warga sudah melaksanakan sholat lima waktu, yang belum sholatpun kalau pas Jum’atan ada yang datang, sedang kalau di acara yasinan dan tahlilan hampir semuanya berpartisipasi.
prosesi jalan salib melalui galengan persawahan di sebuah kampung di lereng merapi |
Sampai suatu ketika, seorang rohanianawan dari agama lain masuk. Ia tidak menyerang Islam, tidap pula menyerang siapapun. Ia, hanya ingin mengajak masyarakat hidup rukun, dan ruang untuk rukun itu bisa ditemukan lagi bila mereka mau nguri-uri budaya leluhur. Sebab sebelumnya mereka adalah masyarakat yang rukun. Seni macapat, jathilan dan dolanan anak tradisional mulai diajarkan, masyarakat gembira sebab setidak nya hal tersebut mencairkan ketegangan yang terjadi di masyarakat. Secara pelan dan halus, pendakwah itu mulai memasukkan beberapa nilai agamanya, kepada masyarakat. Tidak melalui konsep teologi yang rumit, tapi sebuah teologi praktis tentang betapa sesungguhnya Tuhan telah memberi karunia besar pada mereka.
Tambahkan komentar