Santri Cendekia
Home » Siyasah dalam Dakwah Sirriyah Rasulullah

Siyasah dalam Dakwah Sirriyah Rasulullah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

 

 

   Di dalam Ar-Rahiqul Makhtum, Sirah Nabawiyah karangan Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, disampaikan bahwa dakwah Rasulullah di makkah terbagi menjadi 3 jenis fase.[1]

  1. Fase dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi) selama 3 tahun, tahun 1-3 kenabian.
  2. Fase dakwah Jahriyah (terang-terangan) selama 7 tahun, tahun 4-10 kenabian.
  3. Fase dakwah keluar makkah selama 3 tahun, 11-13 kenabian.

      Ada sebuah fakta yang menarik yang mungkin selama ini terlewat oleh kita. Sebuah fakta yang menunjukan bahwa Rasulullah memang seorang pemimpin dan da’i yang cerdas dalam bersiyasah untuk mencapai maslahat-maslahat yang besar di dalam dakwah yang beliau emban.

    Fakta yang dimaksud adalah, bahwa ketika berada di fase dakwah sirriyah, Rasulullah berhasil membuat lingkaran komunitas yang solid yang komposisinya berasal dan representasi dari seluruh kabilah yang ada di Quraisy.

Berikut data yang dihadirkan oleh Ust. Herfi Ghulam dalam sebuah kuliahnya;

  1. Abu Bakar Ash-Shidiq dari BANI TAIM
  2. Thalhah bin Ubaidillah dari BANI TAIM
  3. Ali bin Abi Thalib dari BANI HASYIM
  4. Utsman bin Affan dari BANI UMAYYAH
  5. Abdurrahman bin Auf dari BANI ZUHROH
  6. Sa’ad bin Abi Waqqash dari BANI ZUHROH
  7. Zubair bin Awwam dari BANI ASAD
  8. Arqam bin Abil Arqam dari BANI MAKHZUM
  9. Abu Ubaidah bin Jarrah dari BANI HARITS
  10. Abu Salamah dari BANI MAKHZUM
  11. Utsman bin Madz’un dari BANI JAMUH
  12. Ubaidan bin Harits dari BANI ABDI MANAF
  13. Sa’id bin Zaid dari BANI ‘ADI
  14. Fatimah binti Khattab dari BANI ‘ADI
  15. Khabbab bin Arats dari BANI TAMIM
  16. Khalid bin Sa’id dari BANI UMAYYAH
  17. Ja’far bin Abi Thalib dari BANI HASYIM
  18. Hathib bin Harits dari BANI JUMAH
  19. Muthallib bin Azhar dari BANI ZUHROH
  20. Amr bin Sa’id dari BANI UMAYYAH
Baca juga:  Pengajian Buruh Ala Kiyai Dahlan

      Kita bisa menyaksikan bahwa semua Kabilah di Quraisy pasti memiliki anggota klannya yang sudah masuk islam. Lalu apa Hikmah dari siyasah Rasulullah ini?

  1. Berdakwah sembunyi-sembunyi penting agar musuh-musuh dakwah tidak mudah membaca gerakan dakwah yang kita lakukan. Jika musuh-musuh dakwah mencium gerakan dakwah yang masih prematur, musuh-musuh dakwah akan segera berusaha untuk melumat gerakan dakwah tersebut sebelum menjadi besar.
  2. Yang perlu kita pahami, bahwa di jaman jahiliyyah, fanatisme kabilah dan suku yang berada di jazirah arab sangatlah tinggi. Jika saja saat itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam hanya berdakwah pada kabilah beliau atau kabilah-kabilah yang memiliki kekerabatan dekat dengan beliau seperti Bani Muthalib dan Bani Zuhrah, maka kabilah-kabilah Quraisy lain yang anggota kabilahnya tidak ada yang masuk islam, akan mudah untuk bersekutu dan melumat dakwah Rasulullah yang baru berusia seumur jagung. Akhirnya orang Quraisy pun harus disibukan untuk mengurusi anggota-anggota kabilahnya yang sudah memeluk islam.
  3. Orang Quraisy juga bisa saja mengembangkan wacana, “sesungguhnya Muhammad mengaku Nabi hanya untuk mendirikan kerajaan bagi kabilahnya saja”. Tentu hal itu akan menjadi hujjah yang kuat bagi orang-orang kafir Quraisy untuk lebih mendustakan dakwah beliau. Namun karena ternyata ketika dakwah Jahriyah dimulai, orang quraisy menyaksikan bahwa hampir seluruh kabilah memiliki anggota yang sudah memeluk islam, bahkan Bani Makhzum yang berisi dedengkot kekafiran seperti Abu Jahal dan Walid bin Mughirah. Orang Quraisy tidak bisa menjadikan wacana di atas untuk memerangi dakwah Rasulullah.
  4. Dalam berdakwah, harus dimulai dari orang-orang terdekat, terutama keluarga dan kerabat. Karena orang-orang terdekat yang akan menjadi tempat kita pulang, berlindung, berteduh, dan mengembalikan kondisi ruhiyah setelah agenda-agenda dakwah yang berat di luar dan kembali siap untuk agenda-agenda dakwah di hari-hari selanjutnya.
  5. Penting untuk membuat tim kecil internal yang solid dalam perjuangan dakwah, atau bisa juga kita sebut sebagai ring-1. Tim ini yang akan menjadi tim inti untuk membantu kita saling bahu-membahu menjalankan agenda-agenda dakwah yang berat. Tidak perlu banyak, yang penting berkualitas dan memiliki kesamaan frekuensi. Kita pun tahu, para sahabat yang mengisi ring-1 Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kelak akan menjadi orang-orang penting yang melanjutkan perjuangan dan dakwah islam untuk seluruh alam semesta.
Baca juga:  Tidak ada Bagian Akhirat untuk mu (Al-Baqarah 200-202 part 1)

 

 

Allahu a’lam bishshawab

Referensi :

 [1] “Ar-Rahiqul Makhtum, Sirah Nabawiyah”, Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfury

 

irfan fahmi

mencoba memahami makna dari surat-surat cinta yang Allah turunkan melalui Nabi dan Rasul-Nya

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar