Santri Cendekia
Home » Syaikh Ali Jum’ah; Syiah itu Bermasalah

Syaikh Ali Jum’ah; Syiah itu Bermasalah

Matan HPT

اَمَّا بَعْدُ فَاِنَّ الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (1 (مِنَ السَّلَفِ اَجْمَعُوا عَلَى الإِعْتِقَادِ بِأَنَّ العَالَمَ كلَّهُ حَادِثٌ خَلَقَهُ االلهُ مِنَ العَدَمِ وَهُوَ اَىِ العَالَمُ) قَابِلٌ لِلفَنَاءِ (2 (وَعَلَى اّنَّ النَّظْرَ فِى الكَوْنِ لِمَعْرِفَةِ االلهِ وَاجِبٌ شَرْعًا (3 (وَهَا نَحْنُ نَشْرَعُ فِى بَيَانِ اُصُولِ العَقَائِدِ الصَّحِيْحَةِ.

Kemudian dari pada itu, maka kalangan ummat yang terdahulu, yakni mereka yang terjamin keselamatannya (1), mereka telah sependapat atas keyakinan bahwa seluruh ‘alam seluruhnya mengalami masa permulaan, dijadikan oleh Allah dari ketidak-adaan dan mempunyai sifat akan punah (2). Mereka berpendapat bahwa memperdalam pengetahuan tentang ‘alam untuk mendapat pengertian tentang Allah, adalah wajib menurut ajaran Agama (3). Dan demikianlah maka kita hendak mulai menerangkan pokok-pokok kepercayaan yang benar.

Syarah:

Kata Kunci: الفِرْقَةَ النَّاجِيَةَ (Kelompok yang selamat)

Belakangan isu sunni syiah di Indonesia semakin santer. Apalagi Syaih Azhar Ahmat Thayib waktu berkunjung ke Indonesia menyatakan baha Syiah adalah saudara. Apa yang disampaikan oleh Imam Akbar tersebut sesungguhnya benar adanya. Persoalannya adalah pemelintiran berita dan pemutarbalikkan fakta seakan Lembaga Azhar Mesir mengamini semua ideologi Syiah.

Untungnya Syaih Azhar segera menyadari bahwa pertanyaan yang dilontarkan kepadanya terkait dengan syiah tersebut merupakan sebuah jebakan. Pertanyaan itu sesungguhnya tujuan utamanya ingin menggunakan tangan Syaih Azhar untuk melegalkan Syiah di tanah air.

Dipertememuan selanjutnya, ketika berada di Pusat Studi Al-Quran yang didirikan oleh Prof. Dr. Quraisy Syihab maupun waktu pertemuan terakhir di Pondok Modern Darussalam Gontor, secara tegas beliau mengingatkan kepada Muslim Sunni yang ada di Indonesia untuk berhati-hati dengan paham Syiah.

Sikap Syaih Azhar tersebut sesungguhnya merupakan sikap ulama Azhar secara umum. Rata-rata, ulama Azhar sangat tegas terhadap kelompok Syiahi.  Memang benar bahwa Syiah, bagi para ulama Azhar masih Muslim, hanya saja para ulama Azhar tetap menganggap bahwa di antara paham Syiah ada yang sesat menyesatkan. Bahkan sikap Syiah selama ini dianggap sebagai salah satu pematik perang sektarian di berbagai negara Muslim.

Berkut ini akan kami sampaikan terkait pandangan Ali Jumah terkait Syiah. Beliau adalah mantan mufti Mesir. Beliau bisa dianggap sebagai ulama Azhar yang punya andil besar menghidupkan masjid Azhar dengan berbagai halaqah ilmiahnya. Bahkan yang saat ini mengajar di masjid azhar, pesantren (midyafah) masyayih Azhar dan juga masjid-masjid lain di Cairo, kebanyakan merupakan murid dari Syaih Ali Jumah. Beliau termasuk ulama Azhar yang cukup keras mengecam paham Syiah. Tulisan ini saya ringkas dari seminar Prof Dr. Ali Jumah dari situs berikut: https://www.youtube.com/watch?v=M-DowRzl9pU

Mengapa Syaih Ali Jumat menganggap Syiah bagian dari Muslim? Hal itu karena syiah bersyahadat, shalat, puasa, zakat dan juga haji. Mereka juga percaya dengan rukun Iman sebagaimana yang kita percayai. Jadi secara prinsip dasar  Islam, mereka ini bagian dari umat Islam.

Baca juga:  Humanisme dan Dekonstruksi Syariah

Menurut Ali Jumah, Syiah mempunyai ushuluddin dan ushul fikih. Mereka juga punya furu dalam urusan akidah juga furu fikih. Untuk persoalan akidah, di antara yang membedakan dengan ahli sunnah adalah mereka memasukkan unsru imamah dalam urusan akidah, sementara untuk ahli sunnah memasukkannya dalam urusan furu fikih.

Secara furu fikih, mereka juga memiliki madzhab fikih sendiri. Ada yang dinisbatkan kepada Imam Jakfar Shadiq. Mereka ini sering disebut dengan Syiah Jakfariyah. Sebenarnya Syiah Jakfari juga mengikuti mengikuti pendapat para imam Syiah maksum lainnya. Hanya saja, karena yang paling banyak berfatwa adalah imam Jakfar, maka fikih mereka sering dinisbatkan kepada beliau. Selain Jakfariyah, ada juga fikih Syiah yang dinisbatkan kepada Imam Zaid. Mereka ini sering disebut sebagai Syiah Zaidiyah.

Fikih Jakfari maupun fikih Zaidi diakui oleh lembaga Al-Azhar. Kedua fikih tersebut dianggap sebagai bagian dari fikih Islam dan boleh diamalkan. Bahkan dalam ensiklopedi fikih delapan madzhab yang diterbitkan oleh kementerian wakaf Mesir,  dua madzhab fikih Syiah ini, yaitu fikih Jakfari dan fikih Zaidi masuk di dalamnya.

Jika Syiah dianggap sebagai bagian dari umat Islam karena mereka melaksanaan rukun Islam dan percaya dengan rukun iman, lantas apakah yang membedakan antara Syiah denganSunni? Menurut Ali Jumah, setidaknya ada lima poin mendasar yang membedakan antara Syiah dengan sunni, yaitu terkait dengan akidah bida, tahriful Quran, pandangan terhadap para sahabat, khilafah dan ismah.

Perbedaan pertama: Akidah bada

Akidah bada secara bahasa artinya memalingkan atau merubah. Menurut Ali Jumah, yang disebut dengan akidah bada bagi Syiah adalah bahwa mereka Allah punya rencana atas suatu. Namun kemudian di lain waktu, Allah melihat bahwa apa yang telah terpikirkan tadi kurag pas, lalu Allah merubah pemikiran pertama dengan mengganti pemikiran yang lebih baik.

Pemahaman seperti ini jelas keliru. Bagaimana mungkin Allah lalai atas sautu perkara? Jika demikian, maka ilmu Allah itu tidak sempurna. Padahal ketidaksempurnaan itu merupakan sifat mahluk. Jelas ini bertentangan dengan sifat allah yang kamal dan Maha Sempurna.

Bagi Ahli Sunnah, apa  yang diyakini oleh Syiah dengan akidah bada adalah tertolak. Allah Maha Mengetahui atas sesuatu apapun. Maha Tahunya allah, terkait dengan perkara apa yang belum terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Jadi ilmu Allah tidak terbatas. Dengan demikian, Allah tidak perlu untuk merubah pendapatnya. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah.

Baca juga:  Apakah Para Imam Syiah Statusnya Makshum?

Menurut Ali Jumah bahwa Allah punya mempunyai 152 nama dalam Quran dan 164 dari sunnah Nabi. Jadi jika dijumlahkan, nama-nama Allah ada 220. Di antara asma allah yng terkenal itu ada 99 seperti halnya hadi Abu Hurairah:

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang menghitungnya, niscaya ia masuk surga” (HR. Bukhari)

Dalam kitab Raudhatul Ulum, Assuhaili mengatakan, “Orang Arab kalau sudah mencintai sesuatu, maka mereka akan memperbanyak namanya”.

Kedua: Tahriful Quran

Maksudnya tahriful Quran adalah bahwa al-Quran yang ada di hadapan kita saat ini sudah tidak sempurna lagi. Al-Quran sudah banyak yang dikurangi. Salah seorang ulama besar Syiah, Annuri menulis sebuah buku dengan judul Faslul Khithab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab.

Sesuai dengan judulnya, buku ini spesifik menulis tentang Quran menurut paham Syiah. Di sini annuri banyak menyebutkan bahwa al-Quran yang ada saat ini sudah banyak berubah. Ia menyebutnya bahwa terjadi pengurangan al-Quran yang luar biasa besar.

Munculnya buku tersebut banyak mendapatkan reaksi, bahkan dari kalangan Syiah sendiri. Banyak dari mereka yang menolak perkataan Quan banyak terjadi kekurangan. Sebagian mereka berpendapat bahwa tidak ada perbedaan sama sekali antara Quran Syiah dengan sunni.

Sebagian lagi bereaksi karena menganggap bahwa buku Nuri tersebut membongkar keburukan Syiah. Berbagai pendapat Syiah tentang kekurangan al-Quran yang sebelumnya tersebar di banyak buku Syiah, jadi terdokumentasikan dalam satu buku. Ini akan mempermudah orang untuk membongkar keburukan Syiah.

  1. Sikap Dengan Sahabat

Bagi Ahli Sunnah bahwa seluruh sahabat nabi adalah udul. Apapan yang diungkapkan oleh sahabat, benar adanya dan dapat djadikan sebagai hujah. Ahli sunnah juga sangat menghormati dan menjunjung tinggi sahabat nabi.

Ini berbeda dengan syiah yang berpendapat bahwa sahabat tidak udul dananggapan bahwa tidak semua perkataan sahabat bisa diterima. Bahkan sebagian sahabatpun tidak luput dari kritik. Lebih parahnya, mereka bukan sekadar menolak sebagian pendapat sahabat, namun juga mencaci maki sahabat dengan bahasa yang sangat tidak etis.

Ali Jumah menyebutkan bahwa beliau mempunyai kitab Biharul Anwar karya al Majlisi, salah seorag ulama besar Syiah.  Buku ini terdiri dari 110 jilid. 5 jilid dari buku tersebut, yaitu dari  jilid 29-34 berisikan tentang umpatan para sahabat. Menurutnya, bahasa yang dipakai orang Syiah sangat menjijikan dan tidak layak untuk dibaca. Bahkan beliau sendiri merasa menyesal, mengapa harus baca buku tersebut.

Menurutnya, umpatan Syiah terhadap para sahabat ini menjadi salah satu sumber konfik umat Islam. Berbagai perang sektarian yang terjadi di beberapa wilayah Islam, di antaranya karena sikap Syiah ini. Oleh karenanya, beliau menghimbau kepada marja Syiah untuk berhenti mengumpat sahabat. BagiAhlu Sunnah, mengumpat sahabat adalah perbuatan dosa besar yang sangat tidak layak untuk dilakukan.

  1. Imamah
Baca juga:  Deddy Corbuzier dan Ideologi(sasi) Islam

Syiah dari semua aliran menganggap bahwa Ali menjadi orang yang paling berhak untuk menjadi khilafah. Banyak hadis nabi yang menurut syiah dianggap sebagai wasiat Nabi bahwa sepeninggal beliau, yang akan menjadi khalifah adalah Ali. Di antaranya adalah hadis berikut:

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعلي أنت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنك لست نبيا إنه لا ينبغي أن أذهب إلا وأنت خليفتي في كل مؤمن من بعدي

Rasulullah SAW bersabda kepada Ali “KedudukanMu di sisiKu sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa hanya saja Engkau bukan seorang Nabi. Sesungguhnya tidak sepatutnya Aku pergi kecuali Engkau sebagai KhalifahKu untuk setiap mukmin setelahKu.

Tentu ini berbea dengan paham ahli sunnah yang menganggap bahwa terkait Imamah ini, rasulullah saw tidak pernah memberikan wasiat kepada siapapun. Oleh karenanya, pasca wafatnya rasulullah saw, para sahabat berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan pemimpin Umat Islam. Waktu itu disepakati bahwa Abu Bakar sebagai khalifah pertama.

  1. Ishmatul Imam

Syiah Itsaasyariyah mengakui adanya 12 imam, bermula dari Ali bin Abi Thalib, hasan bin ali, husain bin ali, ali bin husain, Muhammad al baqir, jakfar shadiq, musa kazhim, Ali Ridha, Muhammad al-Jawwad, al-Hadi, Hasan Ayskari, dan terakhir adalah Mahdi. Menurut mereka, Imam mahdi ini menghilang dan kelak akan datang di akhir zaman.

Tentu ini berbeda dengan akidah ahli sunnah yang menganggap bawah para imam syiah itu tidak maksum, mereka adalah para ulama mujtahidun, yang masih ada kemungkinan salah. Alhi sunnah juga tidak.

Dalam ceramahnya tersebut, Ali Jumah mengatakan bahwa Al-Azhar menolak penyebaran Syiah di kalangan Muslim Sunni. Sikap arogan Syiah ini akan bermasalah dan cukup berbahaya. Al-Azhar selalu berupaya untuk membentengi akidah Ahli Sunnah dari gempuran Syiah.

Ali Jumah juga menyatakan bahwa Azhar tidak masalah ada taqribul madzhab antara Sunnah dengan Syiah. Namun Syiah harus menyamakan persepsinya seperti ahli sunnah. Selama mereka masih mencaci sahabat dan menganggap Quran tidak sempurna, maka akan sulit pendekatan Suni-Syiah terwujud. Justru yang akan muncul adalah konflik sektarian.

Bagi Ali Jumah, Sahli Sunnah tidak mempunyai persoalan sama sekali. Namun yang jadi persoalan dan sumber konflik itu sesungguhnya adalah Syiah.  Jika syiah dibiarkan berkembang di kalangan sunni, dikhawatirkan akan semakin memicu konflik berdarah antar umat Islam.

 

Wahyudi Abdurrahim

Alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Mantan Ketua PCIM Mesir, Mahasiswa S3 di American Open University Cairo Egypt, dan pengasuh tanyajawabagama.com

Tambahkan komentar

Tinggalkan komentar